Judul
Buku: “Di bawah Bayang – Bayang Fatamorgana”
Penulis:
DR. Abdurrahman Abdul Khaliq
Prof. Dr Ihsan Ilahi Zharir, M.A
Penyunting:
Ikhwan Fauzi Rizal, SE
Penerbit: PT. Amzah 2000. Dicetak Oleh Sinar Grafika Offset
Penerbit: PT. Amzah 2000. Dicetak Oleh Sinar Grafika Offset
Peresensi: Abdul
Latif (10.12.040)
Berbagai
macam pendapat tentang aliran-aliran yang ada didunia salah satunya tentang
aliran “Sufisme”, Oleh karena itu saya menalarkan tentang beraneka ragam
pemikiran-pemikiran aliran sufisme dari berbagai pendapat ulama-ulama yang
terlibat langsung dalam buku ini.
Dewasa
ini banyak sekali dijumpai kalangan para Ulama, Cendekiawan maupun para
pemerhati masalah-masalah agama mulai menerjunkan diri
untuk mempelajari dan menelaah berbagai ajaran dan pemikiran sufisme yang
tengah berkembang dan tumbuh dengan pesatnya bak jamur dan benalu
ditengah-tengah kehidupan masyarakat islam. Seluruh waktu dan tenaga mereka
hampir sebagaian besar dicurahkan untuk menjajaki lebih jauh lagi aliran
sufisme sebenarnya.
Salah
satu bahan referensi utama adalah hasil karya Prof Dr. Ihza Ilahi Zhahir M.A, Salah Seorang Ulama terkemuka dari
Lahore, Pakistan. Mengenai
masalah-masalah yang berkaitan dengan Sufisme, ia telah menulis salah satu
hasil karyanya yang berjudul At-Tashawwuf
Al Mansya’wal Mashadir. Sedangkan referensi yang berikutnya adalah hasil
karya Dr. Abdurrahman Abdul khaliq,
salah seorang Ulama dan penulis terkemuka berasal dari Kuwait. Mengenai Sufisme
ia juga telah menuliskan sebuah buku Risalah kecil dengan judul Fadhaihush-Shufiyah. Tampaknya
interpretasi semacam itu tidak terlampau berlebihan dan memang pantas untuk
dikemukakan.
Sudah
cukup lama Sufisme dengan segala tindak kewenang-wenangannya menginjak-injak
harga diri umat ini dengan mengubah apa yang dinamakan kemuliaan umat menjadi
kerendahan dan kehinaan. Ibaratnya, Sufisme dengan segala ajaran dan pemikiran
sesatnya merupakan sederetan pagar yang makan tanaman.
Bagi
segenap umat, sebenarnya tidaklah ada lagi jalan untuk melepaskan diri dari
belenggu-belenggu ajaran sesat itu, kecuali menjauhinya dan kembali kepada
ajaran akidah fitrah yang suci, yaitu ajaran akidah Islamiah murni yang
sesungguhnya.
Kritik:
Dalam
buku ini juga terdapat ajaran-ajaran yang mengeluarkan hadis yang bisa
menghacurkan akidah umat, alangkah bagusnya lagi jika penulis mampu memberikan
kolom hadis tentang hadis palsu dan hadis yang sebenarnya. Kelayakan
dalam penerbitan buku ini masih belum bisa, karena pembahasannya yang belum
detail. Berbagai macam pendapat dalam hal ini
sungguh memprihatinkan bagi pembaca, bahkan merasa ajaran ini sangat biadab
karena berbagai hal yang dikemukakan sangat bertentangan dengan akhlak yang ada
dalam al-quran.
Saran:
Suatu
Kewajiban untuk selalu memberikan ajaran yang benar kepada seluruh manusia
khususnya umat islam yang dilema akan berbagai aliran-aliran yang menjerumuskan
akhlak kita. Oleh karena itu alangkah baiknya jika dapat dikemukakan dari
berbagai ajaran –ajaran dibuku tersebut mana yang sesat dan sejarah lahirnya
aliran tersebut.
Kesimpulan:
Kebenaran
ajaran sufisme itu sendiri ada pada diri kita masing-masing, dengan bentuk
penalaran, pemikiran yang jernih sejuta pancaran iman yang masih melekat kuat
didada insya Allah dalam penelaan buku ini kita tau yang sebenarnya
aliran-aliran sufisme yang menyimpang.
Pengetahuan
tentang interpretasi batin sufisme atas Qur’an dan sunnah, sehingga kita tidak
terjerumus pada kesesatan.
No comments:
Post a Comment