Judul: “Hati & Jilbab”
Penerbit: Muhajis Grafis
Peresensi:
Juniarti (10.12.091)
Hati,
tidak ada organ tubuh yang arti nilainya sama dengan hati. Walaupun bentuknya
kecil namun “gumpalan darah” ini
adalah cerminan dari kesewluruhan jiwa dan raga, jika hati rusak seluruh jiwa
raga akan rusak sebaliknya, jika hati baik maka yang lainnya akan baik pula.
Nilai seseorang
bukan terletak pada kepala atau otaknya, tetapi pada hati dan mulut. Dua organ
tersebut walaupun kecil tapi besar peranannya. Hati yang terang menyinari itu
hati orang mukmin, hati yang tertutup rapat itu hati orang kafir, sedangkan
hati yang terbalik itu hati orang munafik. Bagaipun sekeping hati yang bersih
akan membesar dengan sendirinya jika diterpa angin kebaikan yang sejuk dan
semilir, kebaikan adalah suatu yang menemtramkan jiwa dan menenangkan hati
sedangkan keburukan adalah suatu yang menggelisahkan jiwa dan mengeruhkan hati.
Tapi terkadang hati dalam sekejap bias berubah-ubah, kadang menyimpulkan
keimanan, dan kadang menerobos rambu-rambu kemusyrikan. Namun jika hati
terssebut tlah rusak maka kita dapat membersihkannya dengan iman dan kebaikan.
Tapi jika tidak dibersihkan dan dirawat dengan baik hati tersebut akan berkarat
dan mengeras seperti batu dan kalau sudah keras sperti batu maka akan sulit
lunak seperti hati biasa.
Jilbab
telah menjadi tradisi dan kebiasaan turun temurun tanpa makna dan tujuan fungsi
jilbab yang tidak jelas. Tidak semua semua wanita yang berjilbab adalah wanita
muslimah para biarawati juga memakai kerudung serta memakai baju panjang yang
menyelimuti seluruh tubuh mereka. Lalu islam menyikapi masalah jilbab seperti
menyikapi tradisi-tradisi tanpa menyikapi makna yang lain yang ada sebelumnya.
Islam merekonstruksinya dan menegaskan makna dan tujuannya dengan jelas.
Akhirnya jilbab menjadi sebuah representasi nilai moral yang diwajibkan kepada
setiap wanita, jilbab hanya diperuntukkan oleh seorang wanita dan tidak untuk
laki-laki. Karena pada umumnya wanita mwnjadi pusat perhatian seorang
laki-laki, wanita tersebut akan disegani jika tingkah lakunya sopan dan santun
dan tidak menunjukkan sikap manja.
Berjilbab dan
menghiasi diri dengan akhlak mulia sedikitpun tidak mengurangi kehormatan dan
harga diri seorang wanita. Menghormati seorang wanita berarti memberikan
hak-haknya sesuai dengan tabiat dn fitrahnya. Banyak factor yang mendukung
timbulnya daya tarik seorang laki-laki kepada wanita misalnya seoarang wanita
keluar dengan memakai pakaian yang seksi, ketat, dan memperlihatkan lekuk-lekuk
tubuhnya, serta wajah yang dihiasi dengan hiasan yang menarik perhatian. Tidak
semua wanita yang memakai jilbab tersebut disebut berjilbab pakaian wanaita
tersebut dianggap jilbab apabila:
· Tidak
berfungsi sebagai perhiasan seperti
memiliki warna yang mencolok dan menarik perhatian
· Tidak
memperlihatkan atau membentuk lekuk-lekuk tubuh, mereka berpakain tapi
telanjang maksudnya adalah secara lahiriah mereka berpakaian tetapi mereka
menampakkan lekuk-lekuk tubuh mereka
· Tebal
dan tidak tembus pandang, tujuan jilbab adalah untuk menutupi tubuh
sedangkan pakaian yang tipis tidak
menutupinya
· Tidak
diberi wewangian dan farfum, wanita yang memakai minyak wangi dan melintas
adalah seorang pezina
Oleh
karena itu jilbab menutupi seluruh tubuh (buikan membungkus tapi menutup)
kecuali wajah dan telapak tangan karena didalam hadist disebutkan perhiasan
seorang wanita adalah wajah dan telapak tangan.
INNER BEAUTY, Tidak akan lahir
dengan sendirinya tapi ia akan tumbuh bila seseorang memiliki kepribadian. Jadikan dirimu wanita
yang tercantik karena akhlaknya karena ia tidak akan luntur oleh usia.
No comments:
Post a Comment