Laman

Akuntansi

Manajemen Pemasaran

Resensi Buku

Wednesday, December 21, 2011

Resensi: Ayat-Ayat Cinta

Judul : "Ayat-Ayat Cinta"
Pengarang : Habiburrahman El-Shirazy
Penerbit: Al-Risalah Product Sdn Bhd
Tahun terbit: 2004 
Tebal Buku : 411 halaman
Peresensi: Alinda (10.12.095)

Ceritanya bergulir cepat. Fahri disini menjadi pria ideal. Dengan Alicia, wartawan dari Amerika itu, ia mencoba menjawab semua pertanyaan tentang Islam itu apa. Ia merangkum berbagai tulisan untuk menjawabnya. Dan setelah selesai, ia memberikan tulisan itu pada Alicia yang nantinya akan menerbitkannya di Amerika. Dengan Maria, gadis qibti itu, mereka berteman dengan sangat baik, Fahri berusaha menjadi tetangga yang baik bagi keluarga Maria. Dan semua kebaikan itu, menimbulkan pesona yang percikan apinya menyentuh hati Maria. Dengan Nourma, ia menjadi pahlawannya. Ialah yang berani untuk menjauhkan Nourma dari orang tuanya yang galak, mencari tahu jati diri orang tua Nourma yang kemudian menyatukan Nourma dengan orang tua kandungnya. Dengan Nurul, anak kiai besar di pulau Jawa, mereka tahu kemana akan saling meminta tolong jika diperlukan. Simpati itu timbul, dan bagi Fahri sendiri, nama Nurul mampu menggetarkan hatinya walaupun disatu sisi ia tahu ada perbedaan kufu dan perasaan rendah dirinya. Dengan Aisha, ia terlihat luar biasa dimata Aisha, kefasihannya, kedalaman agamanya dan kemuliaan akhlaknya memikat hati Aisha. Di sini cinta bersemi, tetapi disini juga cinta menemukan pelabuhannya. Disini cinta tak menjadi murahan yang diobral setiap saat ketika sesuatu belum jelas halalnya. Fahri memiliki rencana dalam hidupnya. Ditahun itu ia berniat menikah, tetapi ia akan membiarkan waktu mengalir dan biarkan Alloh yang menentukan takdirnya. Tiba-tiba Nurul memintanya untuk menghubungi seorang kenalannya. Keterbatasan waktu Fahri membuatnya tak bisa memenuhi dengan cepat. Disisi lain Fahri diminta guru ngajinya untuk menikah dengan seorang yang memintanya yang dikemudian hari baru diketahui bernama Aisha.

Disini cinta menemukan jawabannya, tapi disini pula cinta menemukan kesendiriannya. Menikah bukanlah sekedar mencari pilihan. Ia harusnya menjadi pertimbangan objektif bukan subjektif. Kriteria disusun terlebih dahulu, baru pilihan tiba. Seharusnya akal sehat yang bermain, sebab cinta lebih mudah tumbuh daripada karakter pribadi. Setelah mengetahui siapa wanita itu, Fahri masuk kedalam suasana untuk lebih mengetahui visi dan mimpi calon istrinya. Dan keajaiban cinta berbicara, tak ada satupun yang menghalanginya. Maka Khitbah dilakukan dan waktu pernikahan ditentukan.

KELEBIHAN
Ceritanya begitu menyentuh dan mengalir seakan pembaca mengalami berbagai problema yang melilit sang tokoh
Penulis mengajak pembaca mendalami Islam dengan bahasanya yang menyejukkan
Kisah-kisah hubungan antar manusia (kisah cinta) digambarkan secara menarik dan utuh tanpa harus terasa vulgar.
KEKURANGAN
Seorang pria dicintai empat orang wanita. Mungkinkah? Jika dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari, rasanya aneh jika ada pria yang di”gilai” oleh empat orang wanita sekaligus. Baik Aisha, Maria, Noura, dan Nurul menginginkan Fahri menjadi suaminya. Beruntung sekali tokoh Fahri! Mungkinkah hal yang demikian ada dalam kehidupan nyata?
Noura frustasi karena tidak mendapatkan cinta Fahri. Ia lantas memfitnah Fahri dengan tuduhan yang kejam. Benarkah ada seorang wanita yang seperti Noura dalam kehidupan nyata? Cinta tetaplah cinta. Tidak akan berubah menjadi pisau yang dapat menusuk dari belakang.

No comments: