Judul : "Ayat-Ayat Cinta"
Pengarang : Habiburrahman
El-Shirazy
Penerbit: Al- Risalah Product Sdn Bhd
Tahun terbit: 2004
Tebal Buku : 411 halaman
Peresensi: Alinda (10.12.095)
Ceritanya
bergulir cepat. Fahri disini menjadi pria ideal. Dengan Alicia, wartawan dari
Amerika itu, ia mencoba menjawab semua pertanyaan tentang Islam itu apa. Ia
merangkum berbagai tulisan untuk menjawabnya. Dan setelah selesai, ia
memberikan tulisan itu pada Alicia yang nantinya akan menerbitkannya di
Amerika. Dengan Maria, gadis qibti itu, mereka berteman dengan sangat baik,
Fahri berusaha menjadi tetangga yang baik bagi keluarga Maria. Dan semua
kebaikan itu, menimbulkan pesona yang percikan apinya menyentuh hati Maria.
Dengan Nourma, ia menjadi pahlawannya. Ialah yang berani untuk menjauhkan
Nourma dari orang tuanya yang galak, mencari tahu jati diri orang tua Nourma
yang kemudian menyatukan Nourma dengan orang tua kandungnya. Dengan Nurul, anak
kiai besar di pulau Jawa, mereka tahu kemana akan saling meminta tolong jika
diperlukan. Simpati itu timbul, dan bagi Fahri sendiri, nama Nurul mampu
menggetarkan hatinya walaupun disatu sisi ia tahu ada perbedaan kufu dan
perasaan rendah dirinya. Dengan Aisha, ia terlihat luar biasa dimata Aisha,
kefasihannya, kedalaman agamanya dan kemuliaan akhlaknya memikat hati Aisha. Di sini cinta
bersemi, tetapi disini juga cinta menemukan pelabuhannya. Disini cinta tak
menjadi murahan yang diobral setiap saat ketika sesuatu belum jelas halalnya.
Fahri memiliki rencana dalam hidupnya. Ditahun itu ia berniat menikah, tetapi
ia akan membiarkan waktu mengalir dan biarkan Alloh yang menentukan takdirnya.
Tiba-tiba Nurul memintanya untuk menghubungi seorang kenalannya. Keterbatasan
waktu Fahri membuatnya tak bisa memenuhi dengan cepat. Disisi lain Fahri
diminta guru ngajinya untuk menikah dengan seorang yang memintanya yang
dikemudian hari baru diketahui bernama Aisha.
Disini cinta
menemukan jawabannya, tapi disini pula cinta menemukan kesendiriannya. Menikah
bukanlah sekedar mencari pilihan. Ia harusnya menjadi pertimbangan objektif
bukan subjektif. Kriteria disusun terlebih dahulu, baru pilihan tiba. Seharusnya
akal sehat yang bermain, sebab cinta lebih mudah tumbuh daripada karakter
pribadi. Setelah mengetahui siapa wanita itu, Fahri masuk kedalam suasana untuk
lebih mengetahui visi dan mimpi calon istrinya. Dan keajaiban cinta berbicara,
tak ada satupun yang menghalanginya. Maka Khitbah dilakukan dan waktu
pernikahan ditentukan.
KELEBIHAN
Ceritanya begitu menyentuh dan
mengalir seakan pembaca mengalami berbagai problema yang melilit sang tokoh
Penulis mengajak pembaca mendalami
Islam dengan bahasanya yang menyejukkan
Kisah-kisah hubungan antar manusia
(kisah cinta) digambarkan secara menarik dan utuh tanpa harus terasa vulgar.
KEKURANGAN
Seorang pria dicintai empat orang
wanita. Mungkinkah? Jika dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari, rasanya aneh
jika ada pria yang di”gilai” oleh empat orang wanita sekaligus. Baik Aisha,
Maria, Noura, dan Nurul menginginkan Fahri menjadi suaminya. Beruntung sekali
tokoh Fahri! Mungkinkah hal yang demikian ada dalam kehidupan nyata?
Noura frustasi karena tidak
mendapatkan cinta Fahri. Ia lantas memfitnah Fahri dengan tuduhan yang kejam.
Benarkah ada seorang wanita yang seperti Noura dalam kehidupan nyata? Cinta
tetaplah cinta. Tidak akan berubah menjadi pisau yang dapat menusuk dari belakang.
No comments:
Post a Comment