Judul: "Sepatu Kaca"
Pengarang: Agnes Jessica
Tahun Terbit: 2008
Tempat Terbit:
Jakarta
Tebal: 240 Halaman
Panjang Buku : 20
cm
Diresensi: Ernawati Arsyad ()
Cerita ini diawali dengan pulangnya
Penelope alias Lolo dari Sidney. Keluarganya bangkrut,
toko dan rumahnya disita. Dan Orang tua Lolo menghilang untuk menghindari para penagih hutang. Lolo mencari
bantuan untuk melunasi hutang orang tuanya. Pemuda penagih hutang itu bernama
Kingsley yang terus mengikuti Lolo sampai ia melunasi hutang Orang tuanya
sebesar Rp. 200 juta. Usia Lolo baru 18 tahun. Ia mencari bantuan kesana-kemari
sampai ia bertemu Levin, Orang yang pernah dijodohkan Orang tuanya padanya,
tapi Lolo menolak perjodohan itu. Levin tak bisa memberinya uang Rp. 200 juta
tsb, tapi Levin mempekerjakan Lolo sebagai pramuniaga di toko keluarganya itu.
Dan karena tak punya tempat tinggal, dan King takut Lolo kabur dan tidak
melunasi hutang Orang tuanya itu King mengajak Lolo untuk tinggal bersamanya. Waktu berlalu dengan cepat, Lolo semakin dekat dengan Levin dan
King. Sangat terlihat Levin dan King jatuh cinta kepada Lolo. Lolo lambat
menyadari bahwa ada benih cinta dari orang-orang terdekatnya itu.
Levin memang bisa memenuhi segala kebutuhan Lolo, tapi Lolo lebih
nyaman jika bersama King. King yang mulai menyadari Lolo perlahan namun pasti mulai membalas
perasaannya. Tapi king harus pergi, ia berfikir bahwa ia harus melupakan Lolo
dan begitu pula sebaliknya. King memanfaatkan Michelle(
musuh Lolo yang naksir padanya) untuk membuat Lolo membencinya dan
melupakannya. Tapi tak
disangka pada satu malam, saat Lolo tidur di lantai dua toko sepatu Orang
tuanya yang baru.
Toko itu dibakar oleh orang suruhan Orang tua Levin. Lolo
pingsan di tengah kejadian yang bisa dipastikan tak ada unsur kebetulan dalam
kasus ini, dan King yang mendapat telephone dari Lolo sebelum pingsan langsung
menolonya tanpa memikirkan kesekamatannya sendiri. Karena malam itu King
nekat menerobos masuk dalam toko yang terbakar hebat itu King menderita luka
bakar yang sangat parah. Lalu ia memutuskan pindah ke
Perth untuk operasi King dan kuliah jurusan bisnis seperti keinginan Ayahnya.
Lima tahun kemudian King kembali dari Perth, begitu juga Lolo yang baru tiba
dari Sidney. Selam lima tahun itu mereka mencoba melupakan kenangan mereka saat
bersama. Tapi kenangan itu tak bisa merubah kenyataan bahwa mereka salung
mencintai.
Dan seperti kedua tangan mereka yang saling menggenggam erat, hati
merekapun akan saling bertaut erat, tak terpisahkan lagi. Kemampuan pengarang
memaparkan plot/ alut dengan sangat baik merupakan salah satu kekuatan novel
ini. Alur yang dibawakan dalam novel ini adalah alur maju, jadi para pembaca
tidak bingung untuk membayangkan cerita dalam novel ini. Penokohan antara protagonis dan
antagonis sangat jelas sehingga pembaca tidak perlu berpikir mengenai siapa
yang jahat dan yang baik. Tokoh Lolo yang polos dan lembut, King yang egois
tapi rela berkorban demi apa yang ia yakini dan sayangi, dan Levin yang dapat
melakukan apapun untuk orang yang ia sayangi juga. Sudut
pandang maha tahu yang digunakan dalam novel ini juga mendukung keseluruhan
cerita. Sang pengarang yang bertindak sebagai seseorang yang mengamati Lolo
membuat kejadian dalam novel ini ikut tertuang dalam penggunaan sudut pandang
ini.
Hal inilah yang mendukung alur dan latar. Watak Lolo juga menjadi
sangat jelas bahkan sifat manusia yang dimilikinya tanpa diketahui tokoh lain
dalam novel ini akan dapat diketahui oleh pembaca akibat sudut pandang yang
digunakan sang pengarang. Novel ini sarat dengan amanat, Adapun amanat yang
terdapat di dalam novel ini diantaranya kita harus berbakti kepada orang tua,
kita harus bisa mengendalikan diri kita diantaranya kita atau hawa nafsu, kita
pun harus mengalah kepada orang yang lemah. Amanat-amanat lain yang terselip
pada berbagai bagian cerita dapat dibaca pada novel ini. Amanat-amanat tersebut
terungkap jelas ketika King mengorbankan segala impiannya untuk menolong Lolo
bangkit dari keterpurukan.
No comments:
Post a Comment